DESAIN SISTEM MANUFAKTUR
MENGGUNAKAN ERP SYSTEM :
SUATU PENDEKATAN PRAKTIS
MENGGUNAKAN ERP SYSTEM :
SUATU PENDEKATAN PRAKTIS
Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan atau peningkatan terus-menerus (continuous improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen. Seterusnya, berdasarkan informasi sebagai umpan-balik yang dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) itu, maka dapat dikembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksi yang ada sekarang. Berkaitan dengan hal ini, maka manajemen sistem manufaktur akan memproses informasi yang berasal dari sistem manufaktur, pelanggan, dan lingkungan melalui proses manajemen untuk menjadi keputusan atau tindakan manajemen guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sistem manufaktur itu.
Sistem informasi manufakturing yang berkembang sekarang ini adalah Enterprise Resource Planning (ERP) yang menggabungkan sistem manufacturing resource planning (MRP II) dengan sistem akuntansi dan keuangan. Bagaimanapun, kalangan praktisi maupun ilmuwan dalam bidang manajemen industri di Indonesia, belum memahami secara komprehensif tentang metodologi dan aplikasi formal dari sistem ERP ini dalam perusahaanperusahaan industri manufaktur di Indonesia. Agar memperoleh pemahaman yang benar dan komprehensif tentang sistem ERP ini, maka artikel singkat ini
dibuat menggunakan pendekatan praktis.
dibuat menggunakan pendekatan praktis.
Konsep Sistem, Sistem Manufaktur, dan Manajemen Sistem Manufaktur
Sistem adalah suatu kelompok elemen yang berinteraksi atau saling tergantung secara teratur yang membentuk satu kesatuan menuju pencapaian suatu tujuan (APICS, 1998; Nauhria and Prakash, 1995; Blanchard and Fabrycky, 1990).
Setiap sistem harus memiliki paling sedikit tujuh elemen yang saling bekerja sama agar mencapai tujuan dari sistem itu. Ketujuh elemen dari sistem itu adalah: (1) tujuan (objectives), (2) pelanggan (customers), (3) outputs, (4) proses-proses (processes), (5) inputs, (6) pemasok (suppliers), dan (7)
pengukuran (measurements). Untuk memudahkan mengingat ketujuh elemen dari sistem itu, maka dapat disingkat berdasarkan akronim bahasa Inggris: SIPOCOM (Suppliers-Inputs-Processes-Outputs-Customers-Objectives-Measurements).
Setiap sistem harus memiliki paling sedikit tujuh elemen yang saling bekerja sama agar mencapai tujuan dari sistem itu. Ketujuh elemen dari sistem itu adalah: (1) tujuan (objectives), (2) pelanggan (customers), (3) outputs, (4) proses-proses (processes), (5) inputs, (6) pemasok (suppliers), dan (7)
pengukuran (measurements). Untuk memudahkan mengingat ketujuh elemen dari sistem itu, maka dapat disingkat berdasarkan akronim bahasa Inggris: SIPOCOM (Suppliers-Inputs-Processes-Outputs-Customers-Objectives-Measurements).
Berdasarkan konsep umum tentang sistem di atas, maka dapat dibangun suatu sistem manufaktur dan manajemen sistem manufaktur. Manajemen sistem manufaktur terdiri dari dua konsep, yaitu: (1) konsep manajemen, dan (2) konsep sistem manufaktur. Suatu sistem manufaktur mengkonversi input yang berasal dari pemasok menjadi output untuk digunakan oleh pelanggan, sedangkan manajemen sistem manufaktur memproses informasi yang berasal dari sistem manufaktur, pelanggan, dan lingkungan melalui proses manajemen untuk menjadi keputusan atau tindakan manajemen guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sistem manufaktur itu.
Sumber : https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjW26uR9q3LAhWBGY4KHXhTC-g4ChAWCBgwAA&url=http%3A%2F%2Fwww.jurnal.uii.ac.id%2Findex.php%2FJSB%2Farticle%2Fdownload%2F1042%2F967&usg=AFQjCNEu4O4SWU8Vyh95B1jbqIQSlJsPFQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar